“Dan hendaklah kalian selalu siap untuk memberi jawaban kepada setiap orang yang bertanya mengenai harapan yang kalian miliki.” (1Pet. 3:15)
Seorang Kristen adalah seorang pembelajar, sebab kapan saja dan di mana saja, ia harus siap memberi jawaban tentang imannya ketika ia ditanya. Ia tidak boleh berkhilah apapun ketika seseorang mempertanyakan imannya, bahkan sekalipun ia yang bertanya itu entahkah kaum pembenci Kristus ataukah umat Kristen itu sendiri.
Namun terkadang apa yang seharusnya dilakukan tidaklah dilakukan. Kita dapat menjumpai mereka yang lari dari tanggung jawab ini ketika pertanyaan datang kepada mereka. Cara pelarian ini dapat kita jumpai dalam bentuk apapun, mulai secara halus dengan dalih etika/moral bahkan sampai ad hominem (menyerang kepribadian atau latar belakang si penanya). Entah apapun caranya, ketika seorang Kristen berusaha mengalihkan tanggung jawab dari memberi jawaban atas imannya, ia bukan seorang yang berjiwa martir. Dia hanya mencari kenyamanan dan keselamatan bagi dirinya sendiri.
Tugas seorang Kristen adalah memberikan jawaban atas apa yang diimaninya. Kita tidak mengurusi apakah jawaban kita sesuai/cocok dengan selera si penanya, tetapi kita menjawab sesuai apa adanya, dengan kesungguhan dan kejujuran. jangan menjawab semata-mata untuk menang debat, tetapi fokus kita ialah: buat dia berpikir tentang apa yang kita sampaikan. Kita juga tidak perlu takut dengan kata-kata: “Coba saya pelajari dahulu lebih lanjut, saya mohon waktunya” daripada melakukan pengalihan bahkan ad hominem dengan si penanya.
Dengan demikian maka kita tetap menjunjung tinggi buah rohani Roh Kudus pada saat kita membela iman kita. Di satu sisi menjawab dan di sisi lain kita memberitakan iman kita.