Basilius Andrew Lucas Tjong; Rm. Yohanes Bambang Cahyo Wicaksono
Artikel disadur dari jurnal teologi “The Theological Significance of Pentecost: A Hermeneutical and Dogmatic Approach within the Eastern Orthodox Tradition” yang diambil dari Tjong, A. L., & Wicaksono, Y. B. C. (2025). The Theological Significance of Pentecost: A Hermeneutical and Dogmatic Approach within the Eastern Orthodox Tradition. Journal of Spirituality and Practical Theology, 2(1), 33–46. https://doi.org/10.69668/josaprat.v2i1.93.
Pentakosta Bukan Sekadar Sejarah
Bagi banyak orang Kristen, Hari Pentakosta (yang dirayakan 50 hari setelah Paskah) sering kali dipahami sebagai peristiwa satu kali dalam sejarah—ketika Roh Kudus dicurahkan kepada para rasul, menyebabkan mereka berbicara dalam berbagai bahasa. Namun dalam tradisi Gereja Ortodoks Timur, Pentakosta bukanlah sekadar momen lampau. Ia adalah misteri yang hidup (mysterion) yang terus dihidupi Gereja melalui liturgi, sakramen, dan kehidupan umat setiap hari.
Artikel ini mengajak kita memahami Pentakosta bukan hanya dari segi kisah di Kisah Para Rasul 2:1–13, tetapi juga dari cara Gereja Ortodoks Timur memaknai dan menghidupinya hingga kini. Dua pendekatan utama digunakan: pertama, pendekatan penafsiran teks Alkitab (hermeneutika), dan kedua, pendekatan teologi dan liturgi (dogmatik). Hasilnya adalah pemahaman yang menyatukan Kitab Suci, doktrin iman, dan pengalaman spiritual umat.
Apa yang Terjadi di Hari Pentakosta?
Dalam Kisah Para Rasul 2, kita diceritakan bahwa para murid berkumpul di Yerusalem saat perayaan Yahudi yang disebut Shavuot (Hari Raya Tujuh Minggu), yang merayakan pemberian Taurat dan panen pertama. Tiba-tiba, terdengar suara seperti angin ribut dari langit. Lidah-lidah api tampak hinggap di atas mereka, dan mereka mulai berbicara dalam berbagai bahasa asing. Orang-orang dari berbagai bangsa yang sedang berada di Yerusalem terheran-heran karena mendengar mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri tentang perbuatan besar Allah.
Beberapa menuduh para rasul mabuk. Tapi Petrus berdiri dan menjelaskan bahwa inilah penggenapan nubuat Nabi Yoel: bahwa Allah akan mencurahkan Roh-Nya ke atas semua orang. Petrus lalu berkhotbah tentang Yesus yang disalibkan dan bangkit. Sebanyak tiga ribu orang bertobat dan dibaptis pada hari itu.
Makna Pentakosta: Empat Dimensi Penting
Pandangan Gereja Ortodoks: Pentakosta yang Terus Hadir
Dalam Gereja Ortodoks Timur, Pentakosta dirayakan bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi sebagai kenyataan rohani yang terus berlangsung. Ini tercermin dalam doa, nyanyian, dan liturgi khusus yang disebut Pentecostarion, yang dirayakan selama 50 hari setelah Paskah.
Misalnya, salah satu puji-pujian berkata:
“Hari ini kami merayakan Pentakosta dan turunnya Roh Kudus… Bukankah ini misteri yang agung dan mulia?”
Kalimat ini mengandung beberapa makna penting:
Yesus Memberi Roh-Nya kepada Para Rasul—dan kepada Kita
Liturgi Ortodoks menggambarkan Yesus sebagai pribadi yang “memberkati para nelayan dengan hikmat melalui pencurahan Roh Kudus.” Ini berarti:
Pentakosta sebagai Jalan Hidup Orang Percaya
Bagi Gereja Ortodoks, Pentakosta bukan hanya dirayakan pada satu hari, tetapi menjadi ritme hidup rohani sepanjang tahun. Melalui doa, sakramen, dan ibadah, umat mengalami Roh Kudus secara nyata dan transformatif. Setiap kali berdoa, beribadah, atau menerima Ekaristi, umat diperbarui oleh Roh yang sama yang turun atas para rasul.
Inilah yang dimaksud dengan “hidup dalam Roh”:
Pentakosta Hari Ini: Apa Artinya Bagi Kita?
Kesimpulan: Pentakosta adalah Nafas Gereja
Hari Pentakosta bukan sekadar perayaan sejarah. Dalam terang Gereja Ortodoks Timur, ini adalah:
Pentakosta mengajarkan bahwa Gereja bukan hanya lembaga atau tradisi, tetapi tubuh yang hidup oleh kuasa Roh Kudus. Gereja dipanggil untuk hidup dalam Roh, dalam kasih, dan dalam misi. Roh Kudus terus bekerja hari ini, memperbarui umat, mempersatukan dunia, dan mengutus kita ke tengah dunia sebagai terang dan garam.
On August 1, 2024, Metropolitan Sergius, Patriarch Exarchate of Southeast Asia, Metropolitan of Singapore and…
Para biarawan Ortodoks sedang melakukan perjamuan makan bersama. Sumber: pinterest.com Mojokerto - Umat Kristen Ortodoks…
Kegiatan Akbar Mensyukuri Hari PAHLAWAN 2023 oleh PCTA Indonesia (Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia) pada…
Kehidupan asketik adalah panggilan bagi setiap umat Kristen. Kehidupan asketik tidak berkaitan dengan apakah dia…
Empat puluh hari setelah kelahiran-Nya, Perawan Suci membawa Putra Ilahinya ke Bait Allah di Yerusalem,…