Categories: News

Masa Catur Dasa Dalam Menyambut Paskah Kristen Orthodox: Berpantang Makan dan Puasa Total Hingga 40 Hari

Para biarawan Ortodoks sedang melakukan perjamuan makan bersama. Sumber: pinterest.com

Mojokerto – Umat Kristen Ortodoks di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, telah memasuki masa puasa sejak Senin 18 Maret hingga 28 April. Puasa Pra Paskah ini dilakukan dalam rangka persiapan menyambut Hari Raya Paskah yang jatuh pada bulan Mei mendatang. Masa puasa ini dikenal juga sebagai Masa Prapaskah atau Masa Puasa Agung Catur Dasa dan berlangsung selama 40 hari.

Sebagai informasi, perbedaan tanggal Paskah antara Ortodoks dan Barat disebabkan oleh penggunaan sistem penanggalan yang berbeda. Umat Gereja Ortodoks atau disebut juga Gereja Timur menggunakan sistem penanggalan Kalender Julian, sedangkan Umat Barat menggunakan Kalender Gregorian.

Sebelum memasuki Masa Puasa Paskah, Umat Ortodoks akan merayakan Liturgi Minggu Pengampunan Dosa pada tanggal 17 Maret 2024. Pada hari ini, umat saling memohon maaf dan mengampuni satu sama lain sebagai persiapan untuk menyambut masa puasa dengan hati yang bersih.

“Dalam puasa catur dasa, diharapkan umat untuk koreksi kalbu dan memerangi nafsu dosa,” ujar Romo Presbyter Yohanes Bambang Cahyo Wicaksono, selaku Imam Kapel Demetrios Mojokerto.

Pada hari Senin, 18 Maret 2024, umat diimbau untuk melakukan puasa. Ada dua jenis puasa yang dapat dilakukan oleh umat Ortodoks. Jenis puasa pertama adalah berpantang makan makanan hewani termasuk daging, telur, dan produk susu. Serta makan sehari sekali.

Jenis puasa kedua adalah puasa penuh yang lebih ketat. Di mana umat berpantang dari makanan dan minuman dari sejak pagi hingga matahari tenggelam.

Makna Puasa Dalam Kristen Ortodoks

Bagi umat Kristen Ortodoks, puasa Paskah memiliki beberapa makna khusus antara lain: sebagai pemurnian diri secara rohani dan jasmani, pendekatan diri kepada Tuhan melalui doa, meditasi, dan pebacaan Alkitab, pertobatan dan pengampunan dosa, serta kepedulian terhadap sesama.

“Puasa ini dimaksudkan untuk melatih kedisiplinan diri dan mengendalikan hawa nafsu, serta untuk meneladani pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib” ujar Romo Yohanes (Minggu 17/3).

Puasa Paskah merupakan momen penting bagi umat Kristen Ortodoks untuk memperkuat iman dan spiritualitas mereka. Umat diajak untuk merenungkan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib dan mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Paskah dengan hati yang penuh sukacita.(*)

@minOCS

Recent Posts

Pentakosta: Roh Kudus Hadir dan Bekerja dalam Gereja Sepanjang Zaman

Basilius Andrew Lucas Tjong; Rm. Yohanes Bambang Cahyo Wicaksono Artikel disadur dari jurnal teologi “The…

3 months ago

Patriarch Exarchate of Southeast Asia in the city of Mojokerto, East Java, Indonesia

On August 1, 2024, Metropolitan Sergius, Patriarch Exarchate of Southeast Asia, Metropolitan of Singapore and…

1 year ago

Romo Yohanes menghadiri undangan forum kebangsaan peringatan Hari Pahlawan.

Kegiatan Akbar Mensyukuri Hari PAHLAWAN 2023 oleh PCTA Indonesia (Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia) pada…

2 years ago

HIDUP ASKETIK

Kehidupan asketik adalah panggilan bagi setiap umat Kristen. Kehidupan asketik tidak berkaitan dengan apakah dia…

3 years ago

PENYERAHAN TUHAN KITA KE BAIT ALLAH

Empat puluh hari setelah kelahiran-Nya, Perawan Suci membawa Putra Ilahinya ke Bait Allah di Yerusalem,…

3 years ago