IKONOGRAFIA dan SOTERIOLOGIA

(Ringkasan tentang teologi ikon dalam hubungannya dengan akidah tentang keselamatan dalam Gereja Orthodox)

Melihat ikon, kita diingatkan kepada fitrah kita, yaitu “di dalam Sang Gambar.”

Sebagaimana manusia (Adam) itu dijadikan menurut gambar Allah, dan tujuan “menurut gambar” itu adalah “mencapai rupa” yaitu kudus dan tak bercacat di hadapan Allah, maka “takdir” manusia sejak semula ialah yang demikian.

Allah tidak pernah menciptakan manusia yang tidak menurut gambar-Nya, artinya Allah tidak pernah membuat “takdir” bagi manusia yang berlawanan dengan sifat Allah yang telah dipantulkan kepada manusia.

Semua manusia itu sejak semula telah ditentukan “di dalam Sang Gambar” untuk menjadi serupa dengan Sang Gambar itu. Semua manusia itu memiliki potensi yang sama untuk mencapai keserupaan dengan Sang Gambar.

Mengatakan bahwa Allah menetapkan takdir bagi sebagian orang itu diselamatkan (mencapai rupa) dan tidak diselamatkan (gagal mencapai rupa) itu adalah penghujatan kepada Allah yang penuh kasih. Kegagalan mencapai rupa bukan ditetapkan Allah, tetapi manusia yang dengan kehendak hatinya sendiri memilih melawan kodratnya.

Ketika manusia itu berbuat jahat dan melawan hukum Allah, ia sedang menyangkal fitrah dirinya sendiri, dan juga memberontak kepada Allah yang telah menjadikan manusia menurut gambar-Nya. Ia menolak Allah sebagai Bapanya dan Kristus sebagai Tuannya dan memilih iblis menjadi bapanya, dan karena itulah orang yang hidup dalam dosa akan semakin serupa dengan bapa segala dosa dan menjadi hamba dari tuan segala dosa.

Scroll to Top