Kehidupan asketik adalah panggilan bagi setiap umat Kristen. Kehidupan asketik tidak berkaitan dengan apakah dia menikah atau selibat, seorang rahib atau bukan. Maka, adalah suatu pemahaman sempit bagi orang² yang beranggapan bahwa hidup asketik itu terkait dengan status tertentu dari seseorang.
Kata asketik, berasal dari bahasa Yunani askesis, dengan akar kata ἀσκέω (askeo). ἀσκέω ini dalam konteksnya sering dipakai dalam kegiatan olahraga atletik, yaitu melatih tubuh supaya menjadi terampil dan terbiasa dalam suatu bidang atletik. Prinsip “melatih supaya menjadi terampil dan terbiasa” ini juga akhirnya dapat diterapkan sebagai “olahraga batin” yang mana batin ini menjadi terampil dan terbiasa ketika dia harus menghadapi perjuangan iman.
Tanpa asketik, adalah mustahil seseorang dapat melangkah kepada kehidupan iman dan kerohanian yang lebih tinggi. Bahkan, mereka yang menolak kehidupan asketik ini, rentan sekali berada dalam bentuk halusinasi iman, merasa bahwa ia sudah beriman dan berada dalam tingkat kerohanian tertentu, tetapi sebenarnya ia jauh dari itu semua.
Asketik dalam kehidupan Kristen itu menggunakan sarana-sarana yang melibatkan pancaindera, sebab pancaindera manusia ini telah mengalami kemerosotan akibat keberdosaan manusia. Pancaindera ini harus dilatih, sehingga kuasa yang berusaha mengendalikan pancaindera ini dapat dikalahkan dan pancaindera ini dapat dibawa kepada pengudusan hidup. (BAS)
Basilius Andrew Lucas Tjong; Rm. Yohanes Bambang Cahyo Wicaksono Artikel disadur dari jurnal teologi “The…
On August 1, 2024, Metropolitan Sergius, Patriarch Exarchate of Southeast Asia, Metropolitan of Singapore and…
Para biarawan Ortodoks sedang melakukan perjamuan makan bersama. Sumber: pinterest.com Mojokerto - Umat Kristen Ortodoks…
Kegiatan Akbar Mensyukuri Hari PAHLAWAN 2023 oleh PCTA Indonesia (Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia) pada…
Empat puluh hari setelah kelahiran-Nya, Perawan Suci membawa Putra Ilahinya ke Bait Allah di Yerusalem,…